Cawan Petri pertama kali digunakan oleh seorang dokter Jerman, Julius Petri, pada 1887. Dia menutupkan satu cawan ke cawan lain untuk mencegah kontaminasi. Sebelumnya, orang menutup cawan kultur dengan tutup kaca berbentuk lonceng (glass bell jar).
Ada keuntungan ketika inkubasi jika kita menginkubasi cawan Petri dalam posisi terbalik, yaitu antara lain:
- Ketika cawan diinkubasi dalam posisi normal, terjadi penguapan air dari media. Uap air ini mengembun di tutup cawan Petri dan jatuh menetes ke atas koloni yang tumbuh di permukaan media. Hal ini menyebabkan koloni bercampur satu dengan yang lain dan menyebar ke seluruh permukaan cawan. Jika terjadi maka hal ini akan menyulitkan pencacahan dan penetapan secara tepat cacah mikrobial (microbial count).
- Penguapan air dari media dapat menyebabkan kekeringan media yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba tapi dengan menginkubasi cawan petri pada posisi terbalik penguapan akan berkurang dan menghasilkan pertumbuhan mikroba yang baik.
- Tutup cawan Petri mungkin mengandung kontaminasi yang bisa menyebar pada media dan tumbuh bersama mikroba sampel. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan pada penetapan cacah mikrobial (microbial count).
- Lebih mudah menangani cawan Petri dengan posisi terbalik karena tutup cawan Petri bisa terbuka jika diinkubasi dengan posisi normal dan hal itu bisa mengakibatkan kontaminasi dari udara. Kita memberi label cawan Petri pada bagian bawah (alas) karena tutup cawan bisa tertukar yang berakibat kerancuan atau kebingungan dan posisi terbalik dari cawan akan memudahkan pembacaan label pada cawan Petri.